Elsa sedang berada di dalam ruangan pelayan saat itu, tiba-tiba
ada seorang pemuda dengan seragam prajuritnya yang menarik tangannya keras.
Menunjukkan perilaku raja yang sedang duduk berdua bersama dengan salah seorang
pelayan. Elsa yang melihat itu hanya diam saja. Dia tidak mau kalau prajurit
itu tau kalau dia memang benar-benar jatuh hati pada raja. Dia hanya seorang
putri dari sebuah kerajaan yang dijodohkan dengan seorang pangeran yang
sekarang menjadi raja. Elsa tahu kalau raja tidak pernah benar-benar mencintai
Elsa. Pernikahan mereka benar-benar dipaksakan.
"Sudah beberapa kali aku melihat raja seperti itu, bahkan
dengan seorang gadis pemandu wisata, tuan putri."
"Aku tidak peduli. Aku tidak pernah peduli dengan raja, aku
pikir semua orang tahu kalau raja tidak pernah mencintaiku dan peduli padaku,
yang mereka tahu, akulah yang memaksa kedua orang tuaku agar dijodohkan dengan
raja," Namun Elsa teringat saat raja melindunginya di sebuah hutan.
Dia juga teringat saat raja menggenggam tangannya saat di pertemuan kerajaan.
Elsa tahu kalau sang raja adalah sosok yang selalu dipuja banyak wanita, dan
raja pun adalah seseorang yang terlalu rendah hati, Seperti seorang artis yang
mempunyai banyak fans dan menghargai fansnya yang kebanyakan para wanita. Namun
seharusnya para wanita itu sadar diri kalau raja sudah mempunyai istri. Mereka
hanya mengira kalau perjodohan itu hanyalah sebuah paksaan dan tidak tahu kalau
ratu mereka benar-benar jatuh cinta pada raja.
"Aku tidak tahu apa yang ada di
pikiran raja, dia selalu berbaik hati pada wanita-wanita itu dan memberi
harapan pada wanita-wanita itu."
Pemuda tersebut hanya menatap sang ratu
dengan tatapan sedih, meskipun sang ratu menutupi perasaannya, tersirat wajah
kecemburuan pada sang ratu. Pemuda itu terluka melihat wanita yang dicintainya
bersedih karena orang lain, dia hanya ingin tahu reaksi yang sebenarnya dari
sang ratu. Ternyata sang ratu benar-benar mencintai raja.
"Satu hal, kamu adalah satu-satunya
orang di kerajaan ini yang tahu kalau aku tidak peduli pada raja, dan kenapa
kamu selalu peduli padaku, sedangkan orang-orang tidak ada yang pernah peduli
padaku."
"Maaf, tuan putri"
"Kenapa minta maaf? seharusnya aku
yang berterima kasih."
"Ya, tuan putri."
Raja muda itu adalah raja Fritz, dia
adalah raja yang tampan dan rendah hati, menurut kebanyakan wanita yang hatinya
telah dibuat meleleh oleh sang raja.
"Hey, beautiful boy, bagaimana
hari-harimu di istana? apakah kamu hanya berdiri mematung di gerbang dengan
seragam prajurit besimu itu?"
"Tidak seperti itu."
"Lalu apa? ayolah, ambisimu untuk
masuk istana sudah tercapai kan? hmm menurutku belum, bukankah kau ingin
menjadi perdana menteri istana? atau kau ingin menjadi raja? sang ratu adalah
orang yang cantik, aku akan merasa beruntung memilikinya, sekaligus menyesal
karena kekonyolannya"
"Hey, berhenti menyebut sang ratu
adalah orang yang konyol."
Mengapa tidak? menjadi raja lalu memiliki
sang ratu. Aku tidak tahan melihat sang ratu terus bersedih. Sungguh impian yang tidak
mungkin.
Akhirnya, Peter, pemuda tersebut mempunyai
rencana agar bisa membuat raja turun takhta. Dia berusaha keras agar bisa
menjadi seorang perdana menteri. Dia belajar, belajar, dan mempelajari
peraturan-peraturan kerajaan. Dia akan menjadi seorang perdana menteri yang
berpengaruh. Akhirnya datanglah saat-saat tersebut, setelah melalui masa-masa
sulit, dimana dia harus bersabar terhadap cemoohan, akhirnya dia berhasil
mencapai posisi tersebut. Sang ratu pun memberi selamat.
"Mungkin kau bisa menjadi perdana
menteri atas kebaikanmu padaku." ratu berkata dengan ceria kepada Peter.
"Aku melakukan ini demi tuan
putri."
"Apa? apa maksudmu?"
"Tidak, tuan putri, aku hanya
termotivasi agar tuan putri tidak malu karena berteman dengan seorang prajurit.
Akan lebih baik kalau aku menjadi perdana menteri."
"Hmm sebenarnya aku tidak malu, hanya
kau saja yang berpikiran seperti itu."
Peter tersenyum atas kepolosan sang ratu.
Akhirnya pada suatu hari
"Apa yang kau lakukan? aku raja, aku
yang berhak mengatur semuanya!" suara keras Fritz hampir mengagetkan semua
yang ada di dalam ruangan.
"Tapi tuan, kami tidak bisa melawan
kehendak rakyat yang sudah terlalu membenci tuan."
"Kenapa? aku memang tidak pernah
membuat keputusan itu. Itulah kenyataannya. Apakah kebaikanku dibalas dengan
perbuatan seperti ini."
"Kami sudah mengingatkan tuan untuk
menjaga diri."
Tenyata, dulu ayah Elsa sudah tidak
sanggup lagi menahan sakit yang sudah dideritanya bertahun-tahun, dan tidak mau
Elsa hidup sendiri tanpa seseorang yang melindungi Elsa. Akhirnya, sang raja
memohon kepada teman terbaiknya, sang raja di kerajaan Gyonia agar menikahkan
anaknya dengan putri satu-satunya. Dia tidak peduli lagi siapapun yang akan
memimpin kerajaannya. Akhirnya rakyat hanya mengira bahwa pangeran Fritz saat
itu hanya terpaksa untuk menikahi putri Elsa dan marah kepada Elsa karena
pangeran tampan nan rendah hati mereka harus menikahi seorang putri yang
memaksa.
Peter berkata pada Elsa "Kalau tuan
putri tidak bahagia bersama raja, aku bisa membuat tuan putri bahagia,"
"Aku tidak mau, meskipun aku tidak
peduli, aku tetap mau di samping raja," Elsa menangis.
“Tapi aku mencintai tuan putri, apakah tuan putri tidak
menyadarinya?”
“Aku sudah merasakan itu, namun aku tidak bisa mencintaimu, Peter.
Aku tidak mau mengalami nasib sama seperti aku mencintai raja.”
“Tapi aku sudah mengatakannya pada tuan putri sekarang. Tidak bisakah
aku mendapatkan cinta itu?”
“Maafkan aku, terima kasih atas pengorbananmu. Tapi sebagai istri
aku tetap harus berada di samping raja bagaimanapun keadaannya, walaupun harus
menderita. Asalkan aku tetap bersamanya.”
Elsa pun meninggalkan Peter dengan kesedihannya.
“Elsa, jika aku sudah tidak menjadi raja, apakah kau tetap akan
bersamaku?”
“Tentu, Fritz.”
“Kenapa kau tetap mau berada di sampingku? Bukankah kau terpaksa
saat menikah denganku?”
“Aku tidak pernah menyesal karena menikah denganmu, aku pikir kau
yang terpaksa menikah denganku, karena takut teman-teman wanitamu menjauhimu.”
“Aku menyesal telah berteman dengan mereka. Mereka menceritakan
keadaan-keadaanmu yang membuatku malu jika di dekatmu dan mereka sekarang
menjauhiku karena aku bukan anggota keluarga istana lagi. Aku pikir mereka
adalah teman terbaikku karena kami bersahabat sejak kecil.”
“Sudah kuduga, aku adalah wanita konyol dan tidak pandai. Tapi tenanglah,
selama ini aku sudah berusaha agar tidak terlihat konyol dan lebih pintar.”
Fritz tersenyum. “Jadi, ayo kita pergi dari kerajaan ini. Kita bisa
hidup bahagia di rumah sederhana dan kau bebas melakukan hal sekonyol apapun
karena sudah tidak ada yang akan memperhatikan kita.”
“Sebentar, aku ingin pamit kepada seseorang yang peduli padaku
selama ini, dia temanku.” Elsa berlari meninggalkan Fritz.
Elsa menemui Peter di taman istana. Peter merasakan sesuatu yang
salah pada pertemuan mereka kali ini.
“Peter, terima kasih untuk selama ini. Aku yakin kamu bisa
menemukan wanita lain, karena posisimu saat ini. Sekarang aku berterima kasih
kepadamu, karena usahamu, aku akan pergi jauh bersama Fritz, aku sangat
mencintainya dan kami akan hidup di sebuah tempat yang jauh dari orang-orang di
kerajaan ini.”
Elsa melanjutkan, “Aku akan selalu mencari kabarmu dan jika kau
sudah menemukan cintamu selain aku, aku akan mengirim surat padamu dan
mengunjungimu bersama Fritz. Selamat tinggal.”
Tanpa menunggu jawaban Peter, Elsa berlari lagi dan menghilang
saat itu juga bersama Fritz. Peter tidak akan berusaha mengejar, karena orang
yang dicintainya sudah bahagia. Tidak ada alasan lagi baginya. Dalam
kesendirian, Peter menangis, tidak tahu apakah harus bersedih karena kehilangan
orang yang dicintainya, atau bahagia karena Elsa telah bahagia bersama Fritz.
silly story: a bit inspired by K-Drama 'Princess Hours'
silly story: a bit inspired by K-Drama 'Princess Hours'